CoverMongondow, Crime – Aksi ratusan Penambang yang mengatasnamakan penambang dari Blok Bakan yang berunjukrasa di Kantor Pemkab, DPRD Bolmong dan Mako Polresta Kotamobagu diduga hanya masa bayaran.
Hal tersebut di ungkapkan salah satu warga bakan JH alias Jon. Jon mengungkapkan bahwa, dugaannya, penambang yang ikut demo kemarin kebanyakan bukan asli warga ligkar tambang, yakni Desa Bakan.
“Yang ikut Demo itu bukanlah orang bakan semua, tapi kebanyakan orang-orang dari luar desa bakan, dan berteriak seakan-akan orang-orang bakan,” terang Jon yang tak ingin dipublish lengkap oleh media ini, Rabu (24/10/18) siang tadi via celuler 0815-9978-xxxx.
Baca berita terkait: Anak-Anak Tak Lagi Sekolah & Susah Cari Makan Selama Ditutup, Penambang Blok Bakan Minta Aktifitas Pertambangan Rakyat Dibuka Lagi, Ini Videonya…
Jon juga mengungkapkan bahwa dia juga berada dilokasi demo pada saat demo digelar.
“Saya berada di tiga lokasi tersebut, saya memantau mana-mana saja orang bakan yang ikut demo, namun hasilnya yang saya temukan hanyalah para pemilik lahan/lokasi dan para Bos-Bos perusak lingkungan yang diduga terlihat dan turut serta menyuport demo tersebut,” lagi-lagi ungkap Jon.
Dia juga mengatakan, memang aksi Demo kemarin sangat Wah.
“Demo kemarin terkesan sangat direncanakan dengan matang, hingga-hingga sejumlah pendemo berteriak histeris bahwa anak-anak mereka sudah tak bersekolah lagi hingga susah mencari makan akibat PETI Bakan ditutup. Dan itu saya katakan sudah sungguh keterlaluanlah,” tutup Jon.
Sementara Kapolres Kotamobagu AKBP Gani F. Siahaan, SIK, SH saat dikonfirasi oleh awak media terkait aksi tuntutan demo kemarin oleh penambang mengatakan, hingga saat ini lokasi tambang yang ada di Desa Bakan masih ditutup dan belum ada aktivitas.
Baca Berita Terkait: Belum Puas Dengan Aksi Mereka di Pemkab & DPRD Bolmong, Penambang Blok Bakan Duduki Mako Polresta Kotamobagu, Ini Videonya…
“Saya tidak punya hak menutup dan membuka tambang. Tapi punya kewenangan mengambil tindakan hukum demi menjaga stabilitas keamanan masyarakat,” kata Gani, Selasa (23/10/2018) kemarin.
Dia menjelaskan, kewenangan membuka dan menutup lokasi tambang ada pada kebijakan pemerintah.
Menurutnya hingga saat ini sejumlah personil masih ditempatkan di pintu masuk lokasi tambang untuk berjaga-jaga. “Sampai saat ini masih ada,” ungkapnya.
Namun untuk waktu penjagaan di lokasi tambang tidak mungkin selamanya.
“Kalau stabilitas keamanan sudah aman, anggota saya tarik dan kembalikan ke pemerintahan desa,” pungkasnya. (R_Th)